Takdir dan Usaha


Takdir itu adalah suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang mencakup semua sisi kejadiannya baik itu harga atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang ada tentu ada takdirnya, termasuk manusia.

Umat ​​Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kuasa Tuhan yang harus diimani dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya bisa dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.

Untuk memahami konsep takdir, jadi umat Islam tidak dapat melepaskan diri dari dua dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud ialah dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan
Pada masa nubuah,wujud"Lauh"yang dikenal oleh para sahabat adalah sebidang papan atau tulang yang biasa ditulisi.Papan dan tulang itu hanya disebut Lauh jika sudah ditulisi.Sedangkan "Qalam"adalah alat tulis atau pena. Pada masa itu"Qalam"berupa bulu unggas yang dipakai untuk menulis setelah dicelupkan ke tinta terlebih dahuluatau sebatang ranting/ kayu yang diruncingkan untuk mengores "Lauh". Demikianlah penggambaran yang diberikan oleh Ibnu Manzhur dalam kitab "Lisanul Arab".

Mengenai Lauh Mahfuzh (Lauh yang selalu dijaga) dan pena yang telah menulisinya ada sebuah atsar marfu'dari Ibnu 'Abbas .Beliau berkata,"sesungguhnya Allah menciptakan Lauh Mahfuzh dari mutiara putih. Kedua sampulnya dari permata yaqut merah.Qalamnya adalah cahaya,tulisanya adalah cahaya, dan lebarnya sejarak antara langit dan bumi,"

Tulisan pada Lauh Mahfuzh

Takdir Allah untuk setiap dan semua mahluk bresifat azali. Sebelum Allah menciptakan semua mahluk-temasuk Qalam dan Lauh Mahfuzh-Allah sudah mengetahui apa yang akan dilakukan oleh setiap makhluk. Kemudian pada masa 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi Allah mencitakan Qalam,lalu diperintahkanya Qalam untuk menulis semua takdir. Hal ini dapat kita pahami dari kedua hadist berikut ini:
"Allah menulis takdir pada mahkluk 50.000 tahun sebelum diciptakanya semua langit dan bumi."(H.R.Muslim dari Abdullah bin 'Amru bin 'Ash)
"Benda pertama yang diciptakan oleh Allah adalah pena.Allah berfirman,'Tulislah!'Pena menjawab,'Apa yang aku tulis?'Allah berfirman,'Tulislah takdir yang telah terjadi dan akan terjadi selamanya!'."(H.R.at-Tirmidziy dan dinyatakan shahih oleh al-Albaniy)
Hal ini juga telah Allah terangkan di dalam al-Qur'an. Allah berfirman,
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kamami menciptakanya.Sesungguhnya Allah mengetahuinya apa saja yang ada dilangit dan dibumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).Sesungguhya yang demikian itu amat mudah bagi Allah."(Q.S.al-Hajj:70)

Apa yand terjadi diseluruh alam dijadikan oleh Allah dengan iradah dan masyiah-Nya yang berporos pada rahmat dan hikmah-Nya. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki tersesat dengan hikmahNya.semua itu dan semua takdir telah ditulis didalam Lauh Mahfuzh.tidak ada seorang pun yang terlewatkan.Apa yang telah terjadi dan akan terjadi sampai hari kiamat. Dan saat kejadianya,semuanya persis seperti apa yang tertulis disana. Tidak sesuatu pun yang bergeser.Ini adalah bukti kesempurnaan ilmu,kuasa dan hikmah Allah.

Dimensi Ketuhanan

Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir.
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin (Al Hadid / QS. 57:3). Allah tidak terikat ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu, kini atau akan datang).
Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya (takdirnya) (Al-Furqaan / QS. 25:2)
Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah (Al-Hajj / QS. 22:70)
Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya (Al Maa'idah / QS. 5:17)
Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya (Al-An'am / QS 6:149)
Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat (As-Safat / 37:96)
Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan (Luqman / QS. 31:22). Allah yang menentukan segala akibat (Kausalitas).

Dimensi kemanusiaan

Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang meginformasikan bahwa Allah memperintahkan manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang dipilihnya.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Ar Ra'd / QS. 13:11)

(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Al Mulk / QS. 67:2)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Nasrani, Shabiin (orang-orang yang mengikuti syariat Nabi zaman dahulu, atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa), siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh, maka mereka akan menerima ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan tidak juga mereka akan bersedih (Al-Baqarah / QS. 2:62). Iman kepada Allah dan hari kemudian dalam arti juga beriman kepada Rasul, kitab suci, malaikat, dan takdir.
... barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir... (Al Kahfi / QS. 18:29)

Implikasi Iman kepada Takdir

Kesadaran manusia untuk beragama merupakan kesadaran akan kelemahan dirinya. Terkait dengan fenomena takdir, maka wujud kelemahan manusia itu ialah ketidaktahuannya akan takdirnya. Manusia tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Kemampuan berfikirnya memang dapat membawa dirinya kepada perhitungan, proyeksi dan perencanaan yang canggih. Namun setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai dengan keinginannya. Manuisa hanya tahu takdirnya setelah terjadi.

Oleh sebab itu sekiranya manusia menginginkan perubahan kondisi dalam menjalani hidup di dunia ini, diperintah oleh Allah untuk berusaha dan berdoa untuk merubahnya. Usaha perubahan yang dilakukan oleh manusia itu, kalau berhasil seperti yang diinginkannya maka Allah melarangnya untuk menepuk dada sebagai hasil karyanya sendiri. Bahkan sekiranya usahanya itu dinialianya gagal dan bahkan manusia itu sedih bermuram durja menganggap dirinya sumber kegagalan, maka Allah juga menganggap hal itu sebagai kesombongan yang dilarang juga (Al Hadiid QS. 57:23).
Kesimpulannya, karena manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya) maka diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia diberikan pegangan hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati.

Memahami Takdir Illahi. Di dalam memahami takdir Illahi, setiap manusia harus merujuk pada apa yang terdapat dalam Rukun Iman yang telah di paparkan dalam Hadis Rasulullah Saw yakni Percaya pada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari akhir dan percaya pada Qada dan Qadar-Nya. Keenam poin yang termaktup dalam Rukun Iman di atas harus kita yakini seyakin-yakinya, guna melahirkan dan menumbuhkan ketabahan dan kesabaran yang penuh di dalam menerima ujian dan cobaan dari Allah Swt, karena tidak ada manusia yang tidak luput dari cobaan dan ujian. Dan mewujudkan kepercayaan yang tinggi bahwa dalam penciptaan manusia, Allah Swt menetapkan apa yang di sebutkan agama dengan langkah, rezeki, pertemuan dan maut. Serta segala sesuatu yang baik ( kenikmatan ) atau segala sesuatu yang buruk (bencana maupun musibah).

Lima poin di atas kebanyakan dari manusia khususnya manusia muslim mungkin sudah bisa merealisasikanya dengan baik dan benar melalui amal ibadah kita sehari-hari. Apakah itu amalan yang di kerjakan secara munfarit (sendiri) atau berjamaah, saling sehat-menasehati dan menaburkan kebaikan yang kesemuanya itu terangkum dalam ber-Amar Makruf dan ber-Nahi Mungkar. Dengan satu pengharapan, keridhoan dan pahala dari Allah Swt. Lalu bagaimana dengan poin ke enam mengimani dan mempercayai adanya takdir dalam bentuk Qada & Qadar yang di voniskan Allah Pada umat manusia?, bagaimana pula kita memahami dan mengimaninya ? sehingga apapun bentuk takdir apakah itu baik atau buruk, rasa syukur dan optimis tetap di terapkan dalam hidup dan kehidupan ini, dengan satu tekad Allah pun pasti memberikan jalan keluarnya.

Mengimani takdir Ilahi atau Qada & Qadar akan memberikan pelajaran pada manusia, bahwa segala sesuatu yang telah dan yang akan terjadi di jagat raya ini sudah sesuai dengan kebijaksanaan yang telah di gariskan oleh zat yang maha tinggi. Sebagai muslim sejati kita dituntut untuk mentaati, menerima dan mematuhi. Seperti yang di firmankan Allah Swt dalam Qs Al Ahzab-36 “ Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia berada dalam kesesatan yang nyata “

Setiap manusia memiliki ketentuan/ketetapan yang telah di gariskan Allah dalam hidupnya, seperti yang di tegaskan Allah dalam Qs Ahzab-36 di atas. Namun memahami takdir ( Qada & Qadar ) acap kali melahirkan ketidak cocokan dan kesalahpahaman. Oleh karena itu untuk menyingkapinya kembali suatu keharusan memperhatikan dengan seksama (Al Quran dan Hadis Saw ) yang menjelaskan akan hal tersebut. Agar kita bisa meluruskan segala hal yang terjadi sesuai dengan sikap positif dalam Islam ( Positive Thinking ).

Kalimat Qada & Qadar berasal dari bahasa Arab yang memiliki beberapa makna di antaranya Qada yang berati “Hukum” atau “Keputusan”. Hal ini dapat kita pahami dalam Qs An Nisaa-65 “ Maka demi tuhan mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap keputusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. Dalam menerima suatu keputusan/ketetapan apalagi yang datangnya dari Allah Swt keikhlasanlah yang akan di tuntut dari seoraqng hamba. Qada, yang berarti juga “Kehendak” atau “Menjadikan” yang di maksud di sini telah di terangkan Allah Qs Ali Imran-47 “ Maryam berkata yaa tuhanku apakah mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah di sentuh oleh seorang laki-laki manapun, Allah berfirman ( dengan perantaraan Jibril ) Demikianlah Allah menciptakan apa yang di kehendakinya. Apabila Allah berkehendak untuk menciptakan sesuatu maka Allah hanya cukup berkata “Jadilah” lalu jadilah dia”. Hal ini juga dapat kita lihat dalam Qs Fushshilat-12, yang mengupas tentang ketentuan Allah terhadap alam semesta dan jagat raya ini.

Begitu juga dengan kalimat Qadar yang bermakna “Ukuran” firman Allah dalam Qs Ar Ra’d-17 yang menjelaskan bagaimana Allah Swt mengumpamakan yang benar itu sebagai air atau logam yang bermanfaat, sedangkan yang buruk/bathil itu sama dengan buih/sisa, tahi logam yang akan lenyap dan tidak ada guna sama sekali bagi manusia. Qadar Allah juga berarti “Kepastian” “Lalu Kami tentukan bentuknya maka Kami sebaik-baik yang mementukan ( Qs Al Mursalat-23 ). Sedangkan dalam bahasa Indonesia Qada & Qadar dalam artian sederhananya biasa kita sebut dengan Takdir Ilahi atau ketentuan Allah Taalla.

Pernah seorang teman mengeluh saat ia mendapat cobaan berkali-kali. “Mengapa ya Tuhan tidak bersikap adil kepada saya? Sampai sekarang saya masih saja menderita. Takdir saya buruk sekali! Mengapa Tuhan tidak kasihan kepada saya?”
Saat itu saya tidak mau menjawab persoalan yang tidak mudah ini. Saya hanya katakan agar ia bersabar terhadap ujian Allah SWT itu. Mudah-mudahan itu akan menjadi kafarat atas berbagai dosa dan jadi tabungan baik di akhirat kelak.
Namun tetap saja ia tidak puas dan masih tetap mengeluh, “Saya sudah lakukan semua perintah Allah. Setiap hari saya berdoa agar saya dilepaskan dari berbagai derita. Namun tetap saja Allah tak mendengar dan tak mau mengabulkan do’a saya.”
Bagaimana Anda menjawab persoalan pelik ini?

Ini memang bukan teka-teki hidup yang mudah kita pahami. Banyak rahasia Allah SWT yang tidak bisa ditembus oleh ketinggian pengetahuan dan teknologi manusia. Apa arti dari semua peristiwa kehidupan ini? Mengapa tiba-tiba turun bencana besar yang menghabiskan segalanya dan menewaskan ribuan manusia? Mengapa Amerika dan Israel yang menguasai dunia? Mengapa orang jahat lebih kaya dan lebih sejahtera hidupnya, sementara orang-orang baik dan suci menderita? Mengapa koruptor besar itu dibebaskan? Mengapa perbuatan baik kita tidak mendapat ganjaran sepadan? Mengapa para Nabi bisa dibunuh? Mengapa mereka tidak menang saja? Apakah Tuhan tidak menolong mereka?

Pasti banyak pertanyaan-pertanyaan besar seperti itu yang susah untuk bisa kita jawab. Sebelum saya melanjutkan diskusi ini, saya ingin mendapat masukan Anda semua, para pembaca.
Silakan berkontribusi ya!
Sambil menunggu pendapat yang lain, saya coba kutip satu masukan menarik tentang apa itu takdir, yang saya peroleh dari buku “Anak, Antara Kekuatan Gen dan Pendidikan”, karangan Prof. Muhammad Taqi Falsafi.
Disitu diambil sebuah ilustrasi tentang seseorang yang mencoba menjatuhkan dirinya dari atas sebuah gedung bertingkat tinggi ke sebuah batu marmer yang keras. Orang tua itu berkata, “Kalau memang sudah ditakdirkan mati, maka saya akan mati. Dan jika ditakdirkan hidup, pasti saya akan tetap hidup.”
Menurut Prof. Falsafi, sungguh orang ini telah keliru besar memahami persoalan takdir. Katanya, Allah SWT telah mempunyai takdir-takdir paksaan dalam masalah ini dan juga punya takdir ikhtiar di sisi yang lain.
Adapun takdir paksaan dalam masalah ini adalah:
1. Qadha dan qadar Allah telah menjadikan marmer sebagai batu keras dan kuat
2. Tengkorak kepala manusia diciptakan (berdasarkan qadha dan qadar Allah) dari tulang yang lembut dan berpotensi untuk pecah.
3. Qadha dan qadar Allah telah menetapkan adanya teori gravitasi / beda massa jenis yang akan membuat benda jatuh ke tanah.
4. Qadha dan qadar Allah memutuskan bahwa setiap orang yang melemparkan diri dari ketinggian ke tanah yang keras, niscaya tulangnya akan hancur berantakan dan otaknya berhamburan keluar.
5. Qadha dan qadar Allah juga memutuskan bahwa setiap manusia harus mati ketika otaknya hancur.
6. Qadha dan qadar Allah jua telah memutuskan bahwa manusia mempunyai kehendak dan ikhtiar/pilihan. Ia bisa menjatuhkan dirinya lalu mati, atau menahan diri untuk tidak melakukan bunuh diri itu, lalu turun menuruni tangga dengan selamat.
Lalu beliau mengutip satu riwayat dari Ibnu Nabatah, bahwa Ali bin Abi Thalib kw, pernah pada suatu hari berpindah dari satu tembok ke tembok yang lain. Para sahabat menegur beliau, “Wahai Amirul Mukminin, apakah Anda lari dari qadha Allah?” Imam Ali menjawab, “Saya lari dari qadha Allah menuju qadar Allah Azza wa Jalla.”

Maka, kalau kedua kalimat di atas di konotasikan dengan Allah akan menjadi Qada Allah dan Qadar Allah yang mengambarkan konotasi yang saling mengisi dan melengkapi yang bersifat tetap, istilah agamanya di kenal dengan “Sunatullah” atau segala sesuatu bergerak sesuai dengan ketentuan dan kehendak dari sang maha pencipta dan maha mengetahui. Jelasnya kita sebagai manusia yang di beri akal, pikiran dan hati dapat mementukan pilihan dalam berbagai masalah, sebagai khalifah dalam kebebasan tersebut yang di berikan Allah dalam hal iman atau kafir, baik atau buruk, sorga atau neraka. Namun dalam hal tertentu pula baik di dunia maupun di akherat akan di gariskan pula oleh Allah Swt.

Di dalam memahami Takdir Illahi atau Qada & Qadar Al Quran Nul Karim dan sunah Rasulullah Saw memberikan beberapa tahapan yang harus di kaji lewat pemahaman yang mendalam dari manusia, agar manusia itu tidak terjerembab masuk ke lumpur dosa dan rasa keputus asaan akibat rasa pesimis dalam menerima takdir tersebut. Di antaranya : Al-Iim (pengetahuan) yaitu mengimani dan meyakini bahwa Allah itu maha tahu atas segala sesuatu apa-apa yang ada di langgit dan di bumi. Baik secara umum maupun secara terperinci dan detail, baik perbuatan yang di nampakan maupun yang tersembunyi, baik perbuatan-Nya, perbuatan makhlik-Nya dan tak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya.

Al Kitabah ( Penulisan ) yaitu mengimani bahwa Allah Swt telah menuliskan ketetapan segala sesuatu dalam Lauh Mahfuzh yang ada di sisi-Nya. Allah Swt berfirman dalam Qs Al Hajj-70 “ Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langgit dan di bumi, bahwa yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab ( Lauh Mahfuzh ) bagi Allah. Mengenai Ayat ini pernah di pertanyakan pada Rasulullah Saw, mengapa kita mesti berusaha dan tidak pasrah, nrimo saja dengan takdir, garis, nasib yang telah tertulis yaa Rasulullah ?. Beliau Saw memjawab, berusahalah kalian, masing-masing akan di mudahkan menurut takdir yang telah di tentukan baginya. Seperti yang di firmankan Allah Swt dalam Qs Al Lail ayat 5-11 “Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah bertaqwa, membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga). Maka, kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah dan adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup maka kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa (mati). Manusia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin, Allah Swt yang menentukan segalanya. Musibah dan bencana dalam bentuk dan rupa apapun merupakan takdir Illahi yang akan di alami setiap orang tidak ada yang bisa mengelak dari hal ini.

Pemahaman yang lain yang harus kita miliki dalam mengimani takdir Ilahi adalah Al Masyi’ah (kehendak) dari Allah Swt lihat Qs At Takwir-28-29 yang menerangkan bahwa kehendak Allah yang berlaku secara mutlak terhadap alam semesta ini. Al Khalq (Penciptaan) yaitu mengimani bahwa Allah Swt pencipta dari segala sesuatu, apa yang ada di langgit dan di bumi penciptanya tiada lain adalah Allah Swt sampai pada kematian dengan sebab apapun di ciptakan Allah Aza Wajalla. (lihat Qs Al Mulk-2.)

Dengan segala keterbatasan dan kekuarangan yang kita punyai sebagai manusia di sela-sela kelebihan yang di miliki Allah, hendaknya selalu menjadi renungan bagi diri untuk selalu mematuhi segala perintah dan larangan-Nya. Semoga takdir dan keadaan yang buruk dan menyusahkan di jauhkan Allah dalam kehidupan kita. Dengan memantapkan Ikhtiar dengan sungguh-sungguh serta suatu keyakinan bahwa apa-apa yang kita inginkan tidak akan datang dengan sendirinya. Namun, untuk meraih itu semua di butuhkan usaha dengan benar dan penuh kesabaran sambil bertawakal dan menyerahkan diri pada Allah Swt yang mengendalikan kebaikan dan keburukan itu.
Kalau hal ini sudah tertanam dalam jiwa, hati dan pikiran serta selalu berlaku sabar, maka pemahaman kita terhadap Takdir Ilahi dalam warna Qada & Qadar Insya Allah akan membwa kita pada jenjang iman dan taqwa di bawah lindungan sang Ilahi Rabbi, menanamkan kesadaran dalanm diri bahwa memang Dialah di atas segala-galanya. Serta senantiasa menyadari dan menerima realita, membangun kesabaran yang mantap yang akan menjadi pemicu dalam berusaha dengan bekal keoptimisan diiringi dengan doa dan tawakal pada-Nya. Diri kita ini seakan tiada berarti, ibarat sebutir debu di tenggah padang pasir yang luas tak bertepi, berhadapan dengan kemaha kuasaan dan kemaha perkasaan Allah Aza Wajalla… Allah Huu A’llam.

Sumber : http://belajarilmutasawuf.blogspot.co.id/2011/11/takdir-dan-usaha.html

READMORE
 

SAVE THE DATE : 01.10.16

Cilacap, 01 Oktober 2016

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan Memohon rahmat dan ridho Allah SWT, kami mengundang
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menghadiri Resepsi Pernikahan kami,
yang Insya Allah akan kami selenggarakan pada :

Hari/Tanggal : Sabtu Wage, 01 Oktober 2016 / 28 Dzulhijah 1437H
Pukul : 10.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Dusun Cipurut RT.01/08 Desa Majingklak
Wanareja - Cilacap

Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami, 
apabila Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan untuk hadir dan memberikan do’a restu kepada kami.

Atas kehadiran dan do’a restu Bapak/Ibu/Saudara/i, 
kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kami yang berbahagia,

Wulan D. Furqaan


READMORE
 

Pemenang Kehidupan


Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”

Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”

“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.

“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”

Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.

“Pemenang kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.

Sumber : http://iphincow.com/2013/09/14/pemenang-kehidupan/

READMORE
 

KENAPA HARUS ADA DUA CINTA

“Telah kutinggalkan cemburu disudut kamar gelapkuTelah kuhanyutkan dukapada sungai kecil yang mengalir dari sudut matakuTelah kukabarkan lewat angin gerimistentang segala catatan hatiYang terhampar ditiap jengkal sajadah dalam tahajud dan sujud panjang…..” (asma)

Malam berselimut mendung, tapi hujan tak jua turun, hanya sesekali gemuruh petir yang menyapa dunia…dingin… itu yang kurasa saat angin menyentuh kulit tubuhku. Sudah jam 11 malam tapi tak jua rasa kantuk datang menyapaku. Persis didepanku suami duduk dg kaki bersilang, gelisah..resah dan…ragu, itu yang kutangkap. Karena kutahu gerak-gerik suamiku selalu berganti posisi.

“Ayah kenapa…?”

aku mencoba bertanya siapa tahu kegelisahan suami bisa mencair bahkan hilang bersama hembusan angin.

” Ayah ingin bicara bunda…ini penting….”

“Aneh dech ayah, biasanya kan langsung cerita, iya tho?” aku masih duduk santai, sambil sesekali minum teh angeet.

”Tapi janji …bunda jangan marah...jangan minta yang tidak bisa ayah kabulkan, janji ya?”

“Ayah aneh malam ini…ada apa sich?” aku merubah posisi dudukku mendekati suami. “Ada apa yah…bunda siap mendengar apapun sueer…” dengan dua jari yang berarti ‘janji ‘.

“Bunda….bunda…ayah…ayah…hmmm....”lalu minum sesaat, sambil menarik nafas panjang“Hmm…ijinkan ayah menikah lagi…” kata suamiku datar sambil agak menunduk.

“Hahaha…ayah acting ya...jangan gitu ah.” Jawabku santai sambil minum teh anget lagi.

”Bunda ….bunda…ayah serius…ayah serius…ayah sungguhan…tidak bercanda dan tidak main-main…oke?”

Aku baru sadar apa yang aku dengar…ternyata..suamiku memang serius…serius bicara..dan serius akan menikah lagi. Aku tak tau harus menjawab apa dan bagaimana, yang pasti…udara mulai panas kurasakan, dunia seolah-olah mau kiamat, aku tersentak kaget dengan permintaan suamiku untuk menikah lagi, sehingga cangkir yang kupegang jatuh dilantai dan pecah seperti hatiku malam ini…

“Ayaaah….benarkah…?apa ini bukan mimpi…???aku seperti orang linglung

“Bukan bunda, pegang pipi ayah…”jawab suamiku sambil mencoba menganggkat tanganku.Tak terasa air mataku mulai bergulir membasahi pipi, semakin lama semakin deras bak curah hujan yang jatuh dari langit.

“Apa yang membuat ayah begini..? apa kurang hanya dengan satu cinta?”“Apakah ayah sanggup berbuat adil..?ingat ayah….semua perbuatan pasti dipertanggung jawabkan didepanNya.”aku mengajukan pertanyaan tak henti-hentinya seperti seorang hakim terhadap terdakwa.

“Ayah sudah memperhitungkan semuanya bunda, jangan lupa…Allah juga mengijinkan umatNya untuk menikah lagi, coba bunda baca QS.An-Nisa:3…..maka nikahilah prempuan lain yang kamu senangi satu, dua, tiga atau empat. Begitu kan bunda….jadi tidak ada larangan kan….”suamiku menjelaskan ayat al-qur'an ttg poligami.

“Ayah lupa bagaimana kelanjutan ayat itu.? Tetapi jika kamu tidak bisa berlaku adil maka nikahilah satu orang saja…..ayah...jangan mengambil ayat Al-qur’an hanya untuk kepentingan pribadi ingat itu..!!! dosa ayah …dosa…!!!

Aku setengah berteriak menjelaskan pembelaanku bahwa Allah sebenarnya tidak mewajibkan umatNya utk menikah lebih dari satu, tapi hanya membolehkan saja, itupun kalo umatNya bisa berbuat adil. Lalu bisakah para lelaki atau umat manusia berlaku adil? Apakah adil hanya dilihat dari materi..??? bagaimana dengan perasaan wanita jika suaminya berbagi cinta? Bukannya aku menolak ayat Allah yang satu ini…tp coba dipikir lagi…pikir lagi dgn jernih. Kata-kata itu yang berteriak dalam benakku tanpa sanggup aku ucapkan.Suamiku tertunduk saat aku tak henti-hentinya menyerang dengan dalil.

“Bunda …!!!! Ini keputusan ayah…!!! Titik ! suara suamiku mulai meninggi, aku tahu suami mulai emosi, dan aku diam… tapi sesaat, setelah itu…suaraku tak kalah hebat kerasnya, meledak-ledak kembali…

Malam itu merupakan ajang pertengkaran yang sangat hebat bagi kami berdua, kami sudah lupa bagaimana menurunkan emosi ….tapi yang pasti…suamiku tetap kokoh pada pendiriannya….ya Allah….!!!

Tak pernah terlintas dalam benakku, kalau pada akhirnya hidupku akan begini. Sejak permintaan suamiku untuk menikah lagi, aku merasa wanita paling sakit didunia, aku merasa wanita teraniaya didunia, dan aku merasa tidak punya kekuatan apapun.Ya Rabb….kuatkan aku dalam menghadapi semuanya, kuatkan aku dalam menghadapi ujianmu, bentuk sayangmu terhadapku. Hanya kata-kata itu yg selalu bersenandung dalam hatiku.

Sejak itu hidupku seolah-olah tanpa pegangan, yang aku lakukan hanya menangis dan menangis tanpa bisa bertindak apapun. Sadar dengan keadaanku begini akan bisa membuatku hancur, hancur bagi anakku dan diriku.

Aku tidak mau hancur….aku tak mau terlarut dlm kesedihan….itu yang tiba-tiba ada dlm benakku, yang membuatku bangkit dan bangun dari tidur panjangku.Akupun bangkit untuk menata kembali hatiku yang tlah membeku karena sakit. Aku mencoba bangkit, pelan tapi pasti. Diantara kepingan hatiku, aku berusaha berdiri tegak walau terseok dan butuh kekuatan. Sebagai langkah awal, aku wudhu dan membaca alquran. Subhanallah…….. disaat aku membutuhkan jawaban atas persoalan hidupku, ada secercah jawaban dariNya. Jawaban yang membuatku lega dan bisa tersenyum kembali.

“Kami tidak akan menurunkan Al-qur’an ini kepadamu agar kamu celaka” (qs.Thahaa: 2)kalimat ini yang membuatku bisa mengembangkan senyumku lagi, kalimat ini yang bisa membuatku bangkit kembali dan …tentu banyak kalimat Allah yg membuatku bisa berdiri tegak kembali. Yach…aku bisa menerima semuanya sekarang walau aku masih butuh seseorang untuk menguatkanku.

“Apakah kamu tidak ingin syurganya Allah..?” kalau kamu ridha, iklas dan sabar, insyaAllah syurga dlm genggamanmu, tapi kalau kamu tidak mampu menghadapi ujian ini dengan sabar, kamu boleh mengajukan cerai...walau dibenci Allah.”“Untuk menggapai syurga Allah, tidak hanya dengan jalan ini saja mbak,toh masih banyak jalan yang bisa menuju syurga Allah..?iya kan mbak?” begitu sanggahku“Ujian yang kamu hadapi saat ini begini, kamu kok minta soal ujian yang lain…Allah memberi ujian ke umatnya sesuai dengan kemampuan umatNya… Allah maha tahu” jawab temanku dengan penuh kelembutan dan wibawa.

Itulah dialog antara aku dan temanku saat aku tidak sanggup lagi untuk meredam permasalahanku.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya…akupun menyetujui dan merestui pernikahan suamiku. Keputusanku ini bukan berarti tanpa melalui perdebatan yang sengit, antara aku dan suamiku, juga antara aku dan batinku. Bahkan aku berkali kali konsultasi dgn orang yang aku anggap bisa menjawab dan memberikan solusi. Dan aku tinggalkan semua rasa pedih dan sakit hati. Segala yang aku inginkan hanyalah demi kebaikan semuanya.

Waktu yang telah ditentukanpun tiba…aku sibuk menyiapkan segalanya…..yach segalanya…menyiapkan pernikahan suamiku, mulai dari tamu undangan, catering sampai urusan kamar pengantin disebuah hotel. Yang paling berat adalah menyiapkan hati dan perasaanku agar aku bisa menerima semua ini bahkan sampai kelevel ikhlas.

Disebuah mesjid yang sudah tertata apik dan dingin, dengan karpet merah terhampar indah, tak lupa ada meja pendek ditengah dgn sebuah vas bunga nan cantik… aku duduk disebelah suamiku. Para undanganpun datang sebelum waktu yg telah ditentukan, sesekali aku menghela nafas panjang…ada rasa sakit dan sesak yang kurasakan. Dan… mempelai wanita dengan dibalut kebaya putih sangat anggun dengan tatanan rambut modern yang siap menjadi pendamping suamiku. Ya Allah….kuatkan aku…kuatkan aku, suara batinku tak henti-hentinya bersahutan, karena melihat suamiku bersanding dgn wanita lain.Tak bisa dibendung lagi air mataku perlahan bergulir seiring dengan desahan nafasku. “aku gak tahan ya Allah….kuatkan aku…kuatkan aku Allah…kembali lagi aku memohon kekuatan kpd Allah dari bilik hatiku.

“Saya nikahkan ….binti….dengan mas kawin seperangkat emas dan seprangkat alat sholat tunai..! saya terima nikahnya kawinnya…..binti….dengan mas kawin tsb. syah…syah….aku terhenyak kaget saat ijab kabul telah dikumandangkan, dan berarti pernikahan mereka syah dimata agama dan hukum….mereka syah suami istri. Dan aku…??? Kembali air mataku mengalir tak terbendung dan lagi-lagi aku tak mampu untuk menahannya, tapi segera aku hapus dengan tissue yang aku genggam. Sejak dikumandangkannya ijab Kabul itu, akupun berubah status, yaitu menjadi istri tua.

Para undangan mengucapkan selamat kepada mempelai, aku hanya tertunduk….sedih…disebelah suamiku. Untuk menghindari para tamu, aku menyibukkan diri menyiapkan hidangan. Tapi sesekali aku melirik ke arah suamiku. Ya Allah… wanita itu bergayut manja dan mesrah dilengan suamiku dan sesekali mereka tersenyum bahagia. Ingin rasanya saat itu aku menjerit, tapi aku segera meredakan emosiku karena aku tahu, amarah ato emosi itu datangnya dari syetan.

Setelah semua para tamu meninggalkan pesta sederhana itu satu persatu, maka tinggallah kami bertiga. Aku, suamiku dan ….istri barunya. Grogi…itu yang aku rasakan saat aku berada ditengah mereka. Dan aku merasa seperti orang asing dihadapan suamiku, walau suamiku berusaha untuk tersenyum. Entah senyum itu senyum kasih sayang atau senyum kemenangan…..duh Allah…kuatkan aku….kuatkan aku…lagi-lagi kata-kata itu yang bersahutan dalam hatiku.

“Ayah…kenapa ayah masih bengong disini, bukankah sudah bunda siapkan kamar pengantin ayah? Coba kita kesana yuuk? Apa yang kurang menurut kalian,” kataku memecah kebisuan dan kekakuan.“Oh iya bunda, yuk kita kesana, tapi ayah yakin bunda orang hebat yang bisa mendesign sedemikian apiknya untuk ayah,” sahut suamiku diiringi langkahku menjalani koridor hotel menuju kamar pengantin.Kami berjalan menyusuri lorong hotel menuju kamar pengantin yang sudah aku tata sesuai keinginan ‘adikku’.

Masih dengan bergayut manja istri muda suamiku mengikuti langkahku, diiringi senyumnya yang bahagia. Sesampai di kamar pengantin aku yang memasuki lebih dulu, karena aku tidak mau ada yang kurang. Aku segera membentangkan sajadah dan alat sholat untuk melakukan sholat sunnah bagi kedua mempelai sebelum melakukan kewajibannya sbg suami istri, dan menyiapkan segelas susu untuk diminum berdua. Semua sudah aku atur dan aku persiapkan. Lalu aku segera menuju kepintu untuk meninggalkan mereka berdua, tapi …. suamiku menarik tanganku.

“Bunda….. hanya kata itu yg terucap dari bibir suamiku sambil memelukku erat. Dan aku merasakan air mata membasahi pundakku.“Ayah kenapa sayang?” bukankah ini hari bahagia ayah?lakukan kewajiban ayah, sebagaimana ayah melakukan terhadap bunda dulu.” Aku mencoba untuk mensupport walau sebenarnya hatiku tidak iklas.“Bunda, maafkan ayaaah….. ayah tidak bermaksud melukai bunda, ayah tidak bermaksud menyakiti bunda.” Jawab suamiku sambil memelukku lebih erat lagi.“Bunda mengerti sayang…” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku karena akupun tak sanggup lagi untuk meneruskan kata-kataku. Sakit dan entah apalagi yang aku rasakan saat itu.“Bunda orang hebat, bunda orang yang kuat, sedang ayah lemah, jangan tinggalkan ayah, tanpa bunda ayah tidak akan mampu berdiri, ayah masih tetap mencintai bunda,”“Ayah…bunda juga mencintai ayah, dan sangat…justru karena rasa cinta inilah bunda rela ayah menikah lagi, lakukan kewajiban ayah yaaa….bunda pulang, anak kita menunggu dirumah.”

Sebelum suamiku menjawab aku segera melepas pelukannya, dan aku segera meninggalkan suamiku dikamar pengantin.Aku melangkahkan kakiku dengan kecepatan tinggi agar segera meninggalkan tempat ini dan segera sampai dirumah.Sesampai dirumah, aku tak kuasa lagi menahan rasa sesak didada.. segalanya aku tumpahkan dalam kamarku, aku menangis sekuatku. Setelah merapatkan kepala ke pojok dinding kamar aku kembali menangis. Tangisan jiwa yang tak mampu aku kendalikan. Jiwa yang menjadi ringkih karena kecewa. Aku anggap diriku telah gagal dan tak mungkin bangkit lagi…… Dan dinding itu menjadi saksi bisu bagi air mata kepiluan yang menetesi bumi tempat aku menunduk. Air mata yang sepekat darah. Darah yang mengalir dalam nadi keputus-asaan. Padahal di atas atap rumahku purnama tengah bersinar.

Hari demi hari terus berlalu…… aku semakin menyadari dan menghayati kembali doa yang biasa aku ucapkan dalam hari-hari terberatku . Dari sana aku mengerti bahwa ketika sedih dan sakit hati, sesungguhnya sesuatu yang lebih baik sedang menantiku di masa depan.

Ya Allah.. Bila Engkau mengetahui bahwa perkara ini lebih baik bagi agamaku, hidupku dan akhir urusanku kelak [dalam jangka pendek maupun panjang], maka takdirkanlah hal itu bagiku dan mudahkanlah aku untuk mendapatkannya, kemudian berkatilah aku dalam hal tersebut. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini tidak baik bagi agamaku, hidupku atau akhir urusanku kelak [dalam jangka pendek maupun panjang], maka jauhkanlah perkara tersebut dariku dan hindarkanlah diriku darinya, lalu takdirkanlah yang baik buat diriku bagaimana adanya, kemudian buatlah aku ini ridho atas ketentuanMu.

Sumber : https://www.facebook.com/notes/fanpage-dakwah-islam/kenapah-harus-ada-dua-cinta/243277849104979

READMORE
 

Indah Pada Waktunya

Terbaik menurut Kita Belum Tentu Terbaik untuk Kita.

Aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Ia beri aku kaktus berduri.
Aku minta pada Allah binatang mungil nan cantik, Ia beri aku ulat berbulu.
Aku sedih, aku protes dan kecewa. Betapa tidak adilnya ini.

Namun kemudian kaktus itu berbunga indah. Indah, bahkan sangat indah.
Dan ulat itu pun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang amat cantik.
Itulah jalan Allah, indah pada waktunya.
Allah tidak memberi apa yang kita harapkan. Tapi Ia memberi apa yang kita perlukan.
Kadang kita sedih, kecewa, terluka. Tapi jauh di atas segalanya, Ia sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita.


Luar biasa, seketika itu juga saya seolah terjaga dari tidur panjang, sadar sesadar-sadarnya. Selama ini terlalu banyak keinginan-keinginan dan daftar panjang yang senantiasa kita mohon kepada Yang Kuasa. Memang tidak salah kita meminta ini dan itu, sah-sah saja untuk ukuran manusia kepada Penciptanya.

Tapi bila melihat sisi lain ternyata keinginan kita tidak selamanya mendukung kepada tujuan-tujuan luhur kita. Dalam cerita lain disebutkan, ada seseorang yang hendak terbang ke London untuk pertama kalinya lewat Bandara Cengkareng. Tapi karena jalanan Jakarta cukup macet, maka terlambat tiba di Bandara. Ekspresinya tidak tanggung-tanggung, dia marah-mara kepada petugas bandara yang ada di dekatnya. "Saya baru pertama kali terbang ke London, tapi mengapa tiba di sini pesawat sudah terbang. Saya sangat kecewa hari ini," tuturnya bersungut-sungut.

Selang 15 menit kemudian terdengar kabar bahwa pesawat dengan tujuan London meledak di udara karena sesuatu hal. Kabar tersebut sampai juga ke Bandara dan menjadi pembicaraan dari mulut ke mulut. Mendengar berita tadi, berubah mimik orang yang marah-marah tadi. Ia bahkan termenung, diam dan kaget. Mungkin dalam hatinya berkata, kalau saja dia terbang ke London, kalau saja dia tepat waktu, kalau saja jalanan tidak macet, tentu dia tinggal cerita, dia tinggal puing-puing belaka.

Selama ini kebanyakan di antara kita terlalu banyak berburuk sangka kepada Tuhan. Ketika Tuhan menurunkan cobaan kita anggap Tuhan tidak sayang kepada kita, ketika Tuhan mengetes kesabaran kita, kita anggap Tuhan tidak adil, ketika Tuhan memberikan ujian, kita bilang Tuhan memang sudah lupa kepada makhluknya. Apakah kebaikan itu adalah sesuatu yang hadir kepada kita dan dirasakan enak hanya oleh fisik kita? Lantas kalau ada sesuatu yang tidak mengenakkan kita baik pembicaraan, situasi, dll apakah itu lantas merupakan kejadian yang tidak baik untuk kita?

Kacamatanya harus diubah dulu. Kalimat yang harus diungkapkan adalah, segala sesuatu yang datang kepada kita adalah hal-hal baik yang bisa meningkatkan kualitas diri kita walaupun terasa tidak enak. Jangan dari proses yang kita lihat, tapi tujuan akhir yang mesti dilihat. Mendaki gunung yang terjal dan berliku membutuhkan waktu dan tenaga yang lumayan banyak, tapi kalau sudah sampai di puncak, segala rasa capek, lelah itu hilang seketika.

Demikian halnya ketika kita menghadapi apapun bentuk kesulitan di dalam hidup ini, anggaplah hal itu sebagai bentuk latihan, training, ujian untuk mencapai peringkat lebih tinggi lagi, untuk naik tingkat di dalam universitas kehidupan ini. Yang lulus dengan baik, jangan heran kalau bisa memperoleh predikat cum laude atau summa cum laude.

Kalau melihat ilmu neuro linguistic programming (NLP) sebenarnya segala sesuatu yang terjadi di depan kita itu sifatnya netral. Persepsi dari pikiran kitalah yang menjadikan sesuatu itu bermakna positif atau negatif. Artinya, kita dapat mengarahkan (memprogram) pikiran kita kepada yang baik maupun yang tidak baik atas segala kejadian yang menimpa kita. Yang terbaik untuk kita adalah, kita mempersepsikan segala sesuatu yang terjadi adalah dari kacamata yang baik. Bahasa agamanya adalah, di balik segala peristiwa itu terkandung hikmah, pelajaran yang berharga. Tapi tidak semua manusia mampu menyingkap hikmah tadi.

Dengan demikian, tidak ada alasan lagi berkeluh kesah, merasa hidup ini sulit, menilai Tuhan tidak adil, melihat orang lain jauh lebih bahagia sementara kita menderita dan hal-hal negatif lainnya. Segala peristiwa yang datang kepada kita dilengkapi dengan pelajaran, nilai dan spirit yang bermanfaat untuk kita sendiri. Kalau kita tidak merasakan yang tidak enak,
sudah tentu kita tidak akan menghargai yang enak. Kalau setiap saat kita selalu merasa nyaman, maka kenikmatan itu dirasakan sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Akibatnya kita akan lupa bersyukur terhadap segala nikmat yang sudah diberikan.

Hidup ini indah, hidup ini nikmat, hidup ini merupakan journey, perjalanan panjang yang sangat mengasyikkan bagi yang dapat menemukannya. Ibarat berselancar di pantai, meliuk-liuk di antara ombak, bagi yang sudah mahir tentu merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Bagi yang baru belajar bisa saja tenggelam di antara ombak, tapi lama kelamaan ketika sudah mahir, malah kita yang mengendalikan ombak tadi.

Sangat banyak percikan-percikan hikmah yang bertaburan setiap hari dalam hidup ini. Tapi ada yang bisa melihat, dan ada pula yang tidak dapat melihat hikmah-hikmah tadi. Diperlukan kepekaan hati dan kejernihan pikiran untuk menangkap semua peristiwa tersebut. Dengan persepsi bahwa segala hal yang terjadi pada kita adalah yang terbaik untuk kita, maka diri kita akan sangat berbahagia, sangat senang, sangat menikmati hari-hari yang dilalui.

Rasa syukur pun terpancar dari kata-kata dan hari kita atas segala nikmat yang sudah dilimpahkan. Inilah inti hidup yang harus dijalani. Kalau kita sudah bisa menjalani hidup dengan bahagia dalam berbagai keadaan, maka kita sudah bisa menemukan spirit hidup yang sebenar-benarnya. Tapi jangan lupa untuk senantiasa menjaga kesadaran bahwa kita adalah makhluk yang harus terus belajar, dan jangan sampai lupa diri walaupun kita sudah mendapatkan banyak hal dari dunia ini. Semoga kita menjadi manusia yang selalu bersyukur. Amien.

Sumber : http://imansri.page.tl/Terbaik-menurut-Kita-Belum-Tentu-Terbaik-untuk-Kita.htm
(edited)

READMORE
 

Mendaki Ke Puncak Lawu 3265 mdpl (Hargo Dumilah)


Sebenarnya guys, ini acara dadakan juga. Jum'at 09/05/2014 siang baru diobrolin ringan tapi menjadi sebuah keseriusan semangat yang berapi HaaHaaHaa. Sore jam lima teng!!! langsung cabut ke Magetan. Meluncur dari Home Land Of Java Man alias Sangiran ke Basecamp Cemoro Sewu,Magetan di tempuh 2 Jam. Yup jam 7 malam kita sampai di Basecamp Cemoro Sewu.

Perlu diketahui Guys, gw mendaki cuman berdua sama EJ alias Endang Jamaludin :D dengan Stelan baju yang gw rasa jauh dari penampilan Seorang Pendaki, malah lebih ke Style mau ke Mall... HaaHaaHaa
Beberapa saat abis turun dari motor EJ sadar kalo ada barang penting yang tertinggal yaitu SENTER!!! Belum lagi akomodasi gag beli sama sekali,,Tompesss dechh. Niat Gag sich sebenarnya mau mendaki ???


Akhirnya kita menuju warung yang menjual senter , pas kita tanya harga , WaW 30.000 brooo... Pikir di Pikir nih senter kalopun beli cuman sekali pakai... Kita berdua clingak clinguk clingak clinguk, kayak mau nyopet aje bang HaaHaaHaa, kita mau nyari temen bukan mau nyopett. Alhasil ada anak" Boyolali, mereka anak pondokan. akhirnya kita berkenalan dengan mereka, Fadil, Herri, Rosyid, Fuad, hmmm siapa lagi yah.. HeeHeeHee... :D mereka berencana mendaki Jam 10 malam. Dengan ada sisa waktu 3 Jam sebelum pendakian kita santai-santai aja dulu broo.

Jam 10 kurang dengan dipimpin oleh Fadil , kita berdoa agar di beri kelancaran , keselamatan serta kesehatan hingga sampai tempat tujuan, Puncak Lawu. Setelah Mengucapkan Takbir, Allah Akbar, kami berdelapan melangkah dengan pasti. Jalur Cemoro sewu ini ternyata langsung nge-Track naik, dengan kemiringan cukup menantang. Diantara 8 orang ini , yg perokok cuman saya saja. Jadi buat saya yg perokok dan Jarang Olahraga , medan ini cukup buat putus asa. karna belum sampai POS 1 saya sudah Ngos-ngosan, kaki keram, mata berat banget pingin tidur karna Efek Lelah dan Dingin. Sempat menerima perawatan kaki yang keram, plus di buatin tongkat supaya lebih ringan mendakinya.


Saat itu juga saya benar - benar hampir nyerah mau meneruskan perjalanan, tapi saya di beri support oleh Teman - teman yang lain. Ternyata tidak mudah untuk menaklukan puncak gunung. Disini saya benar - benar banyak belajar dari Alam. Untuk mencapai "Puncak" diperlukan Do'a, Kesabaran, dan Perjuangan. Rasanya ingin nangis, bukan karna tidak kuat, bkan karna lelah, tapi karna terbesit bagaimana kedua orang tua ku berjuang membesarkan aku dari dalam kandungan hingga saat ini aku memiliki pekerjaan. Ini bukan belum "Puncak", masih panjang perjuangan di depan mata. Setiap langkahmu adalah perjuangan, sekalipun itu tertatih - tatih. Jika Lelah Istirahatlah sejenak. :)

Sudah yah renungannya, Tetap semangat teman-teman. Setaalah sudah lewat POS 2, entah mengapa Fisik jadi lebih Fresh, rasa ngantuk menghilang, saya FIT lagi sobat. Karna saya merasa suhunya tidak sedingin pas di bawah tadi dan angin tidak terlalu kencang. Renungan tadi juga memberi spirit khusus untuk semangat saya. disini perjalanan terasa menyenangkan, walau gantian teman-teman yang lain sudah mulai merasa kelelahan. tapi kita semua tetap harus semangat.


Akhirnya sampai juga di POS 5, pos terakhir sebelum sesampainya di Puncak Lawu. Track ini juga sungguh nanjak banget, padahal mentari hampir muncul. Ayoo Semangat Sunrise didepan mata. Kaki terus melangkah menuju puncak walau agak terseok-seok. Tepat pukul 05:10 Wib. Kami semua sampai di Puncak Lawu 3265mdpl. Mentari belum menampakan sosoknya yg hangat dan bersinar. Puncak lawu bukan berupa pasir, melainkan tanah. Jadi wajar jika puncak lawu sering disebut Tanah Terlembab di pulau Jawa. Suhu disini dingin banget angin pun berhembus dengan kencang.



Tibalah mentari pagi di Puncak lawu bersinar begitu lembutnya. Cahayanya begitu menyejukkan hati. ini baru pertama kalinya aku menyaksikan Matahari terbit dari puncak Gunung. dengan hamparan awan putih, langit yang biru, Subhanallah, sungguh indah pemandangan ini.

Setelah puas menikmati pemandangan yang begitu makjubkan, kami buat minuman hangat dan sarapan dengan mie instant. Pukul 08:00 Wib kami turun dari pucak lawu. Jika kita mendaki butuh waktu kurang lebih 7 jam, turun kami hanya membutuh kan waktu kurang lebih 3 Jam. sesampainya di bawah kami tidak langsung karna saya capek banget, tidak sanggup langsung nyetir motor. akhirnya kami semua tidur dulu di rerumputan dekat basecamp. Setelah tidur setengah jam saya bangun , karna teman-teman dari boyolali pamitan mau pulang duluan. Sebelum pulang saya pesen Es Teh dulu biar seger pas Nyetir motor...

Okay sekian segelintir cerita saya dan Puncak lawu. Lain waktu saya pingin ke Puncak Rinjani dan Puncak Mahameru. Semoga bisa terealisasi. :D















READMORE
 

Snorkling Di Umbul Ponggok - Klaten

Buat temen - temen yang ingin snorklingan murah, disini nih tempatnya. saya kesana bersama Endang Jamaludin sebut saja 'EJ' dia asli Cianjur, Rachma Bersama juga Kakaknya Bibid Della. Pagi 4 Mei 2014 cukup cerah pagi ini. Seperti biasa meluncur dari Home Land Of Java Man alias Sangiran HeeHeeHee. Karna baru pertama kali ke Umbul Ponggok, dari terminal Penggung kami lumayan agak muter-muter sedikit lah cari lokasinya. Pagi hari waktu itu cerah kita bisa melihat pemandangan Gunung Merapi yang indah.

Sampai di Lokasi langsung parkir motor dan cukup bayar 2.000/motor. Tiket masuk murah meriah hanya 4.000/orang. Teman saya kaget kogh murah Amiirr, amir aja gag murah" banget HeeHeeHee. Memang sih pemandangan sekitar kurang begitu menarik, tapi air kolamnya itu loh bening banget. Dan ikannya lumayan banyak.

Kita langsung cari tempat buat basecamp,, HeeHeeHee kaya mau naik gunung aja. Kita sebenarnya janjian sama teman-teman yg lain ketemuan di Lokasi, tapi mereka belom pada datang. kita coba menghubungi mereka, yang sat ini namanya Om Nana padahal rumahnya deket sekitar Klaten, Eh ternyata dia belum berangkat. Dan yang lebih parah lagi, ini orang 2 asalnya Cianjur domisili Jatinom, Sebut saja mz Dani & mz Adit, pas kita hubungi ternyata Mereka baru Bangun Tidur pemirsyaa, Dasaaarr Kelakuaaan. akhirnya kita menanti.

karna kita dari pagi belum sarapan , langsung aja deh santap pagi dengan Soto, murah juga cuman 3.500/porsi. Habis makan langsung Sewa Alat Snorkling + Pelampung cukup ngeluarin Kocek 15.000. Dan ternyata pas mau ganti , teman saya lupa bawa celana pendek buat renang , jadi teman saya nunggu teman yang dari Jatinom buat minjem celananya, akhirnya saya yg pertama kali langsung nyemplung ke Kolam. waktu itu masih pagi jam sembilanan gitu. jadi gag lama langsung kedinginan. Ane soalnya kagak kuat kalo Suhu Udara dingin, bikin kekuatan ane hilang HaaHaaHaa.

Okay sekarang Koleksi beberapa Poto kemaren...














READMORE
 

Untung-Rugi Jadi Model

Kalau ditanyakan bahwa jadi model itu enak, kayaknya jangan cepet-cepet menyimpulkan, soalnya itu belum tentu. Yang jelas, jadi model adalah pekerjaan yang tak banyak memerlukan kerja otak. Tapi uang bisa menggelontor saban hari dan tentu jumlahnya dalam hitungan juta atau lebih. Bagaimana tidak, Claudia Schieffer, Naomi Campbell, Cindy Crawford, Elle Macperson adalah jajaran top model dunia dengan peng?¬hasilan ratusan juta. Belum lagi popularitas terangkat total, hanya dengan tampang wajah yang ciamik dan bodi yang aduhai. Kalau lagi mujur, bisa-bisa ketiban rejeki nomplok jadi penyanyi atau artis dadakan. Paling tidak itu dibuktikan oleh Cornelia Agatha, mantan model yang makin pulen dengan profesi barunya sebagai pemeran Sarah di sinetron SDAS malah sekarang masuk SDAS 5 lagi. Atau Teh Dessy Ratnasari yang baru saja mem-PHK suaminya, sebelum jadi artis sinetron dan penyanyi, doi adalah juara gadis sampul Femina.

Gemerlap dunia model yang menjanjikan, ternyata mampu menyihir dan menggelapkan pandangan mata remaja, yang memang lagi nyari jati diri. Tentu saja, segala celah yang bisa menghubungkannya dengan dunia model akan selalu dicari dan ditempuh (termasuk ikutan pemilihan gadis sampul, pemilihan Mojang-Jajaka Jawa Barat, kontes Abang-None Jakarta, bertarung menjadi Putri Indonesia, sampai nekad ikutan kontes Miss Universe). Namun, benarkah remaja sekarang khususnya remaja putri gandrung dengan dunia model? Sehingga mereka merasa perlu meniru penampilan Cindy Crawford, Claudia Schieffer, lssabella Rosselini dan model-model lainnya?

Sifat Remaja
Siapa yang nggak kenal dengan model iklan dan bintang sinetron Syahrul Gunawan? Cowok bertampang oke pemeran Jun dalam sinetron Jin dan Jun ini, kerap digandrungi cewek-cewek. Ada yang betul-betul kagum, seneng, atau cuma iseng, dan tak sedikit yang ingin numpang beken. Wah, kece, ngetop, tajir lagi. Hingga tak jarang profesi beliau itu membuat sebagian remaja ingin menempuhnya juga.

And then, siapa yang nggak apal sama yang namanya Dessy Ratnasari, model iklan yang juga penyanyi dan pemain sinetron itu. Tahu nggak tentang Teh Dessy ini? Menurut survei tahun 1998 oleh salah satu tabloid ibukota, doi adalah model dan artis wanita paling kaya di Indonesia. Percaya atau tidak, nggak masalah. Yang jelas, dia telah menunjukkan kelasnya sebagai seorang model iklan, penyanyi dan bintang sinetron sukses. Ada yang menapak-tilasi langkah mojang Sukabumi ini? Banyak, Non!

Kenapa remaja bisa begitu latah? Menurut penelitian Dr. Seymour Fisher, psikolog di salah satu universitas di Amrik sono, remaja ternyata paling sering mengalami krisis kepercayaan diri. Self Confidence-nya goyah bila mendapati dirinya berbeda meski masalah kecil dengan teman-teman sebayanya, dan akhirnya mengantarkannya menjadi remaja minder. Buktinya, ada adegan iklan obat anti jerawat yang menggambarkan betapa mindernya si remaja yang wajahnya ditumbuhi benjolan-benjolan kecil tersebut. Padahal itu baru benjolan kecil, gimana kalau ditumbuhi tahi lalat di sekujur tubuhnya, ya? (hua..ha..ha..)

Nah, berawal dan rasa kurang percaya diri itu lalu remaja sering mengeksploitasi segala kemampuan yang dimilikinya untuk bisa tampil pede. Mata dihias biar tampil lebih oke, sampai senam untuk membentuk tubuh yang aduhai dilakoninya, atau nekad melakukan yang lebih gawat dari itu. Percaya nggak kalau dikatakan bahwa salah seorang model iklan terkenal di negeri ini pernah menempuh cara yang sangat tabu demi obsesinya jadi model. Tapi, jangan heran, kalo di negerinya Si Rambo, hal itu sudah biasa. Kalau ada peribahasa, tak ada gading yang tak retak, hampir bisa dipastikan, di barat tak ada selebriti termasuk model yang tak menempuh jalur serong.

Untuk bisa tampil pede. seorang remaja putri yang punya tampang bak Kate Winslet atau Winona Ryder, ditambah dengan doku yang full tank, plus lingkungan keluarga yang miskin nilai agama, tak mustahil akan menempuh dunia glamour ini. Entah jadi peragawati, model iklan, foto model, atau bintang film. Kerja santai, cuma memanfaatkan salah satu atau lebih asset nasionalnya. Dalam waktu dekat, popularitas membumbung tinggi dan duit menggelontor lancar. Enak kan? Makanya salah seorang model kondang dunia, Issabella Rosselini pernah bilang, Jadi model itu adalah pekerjaan tanpa otak! Tapi anehnya, kenapa tetap dilakukan. Enak? Bisa jadi.

Jangan aneh pula, urusan pamer alias ingin memperlihatkan apa yang dimilikinya memang sangat identik dengan wanita. Persis burung merak yang suka pamer bulu-bulu indahnya. Setidaknya seorang psikolog, C.G. Jung namanya, mengatakan bahwa wanita adalah manusia yang lebih dominan dalam aspek rasa dan intuisinya, makanya wanita akan mudah tersanjung bila dipuja, baik oleh kaumnya sendiri, terlebih kaum lelaki. Upss…, gitu, tokh?

Dan sifat remaja yang senantiasa meniru apa yang dianggapnya nyentrik dan baru, telah membuka kesempatan para pengusaha berotak kapitalis untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para remaja untuk masuk ke dalam dunia glamour yang penuh sensasi. Segala macam kebutuhan dan peluang ke arah sana senantiasa dibuka lebar dan dipermudah. Walhasil, remaja sekarang menjadi ahli mejeng dibanding ahli belajar atau pegiat dakwah. Menyedihkan memang.

Bukan Cita Rasa Islam
Hidup itu perlu standar saudara-saudara. Perlu ciri khas sehingga mudah dikenali. Nggak percaya, contohnya terasi. Tahu kan terasi? Anak cewek yang biasa nyambel terasi pasti apal dong. Terasi saja punya ciri khas dan cita rasa tersendiri, sehingga orang mudah mengenalnya. Siapa yang nggak kenal warna dan rasa terasi?

Warnanya merah kehitaman, dan rasanya, aduh, bisa membuat lidah kita bergetar disertai sodokan maut mengenai ulu hati kita hingga membuat mual. Karena begitu, orang jadi mudah mengenal. Jadi, ini soal cita rasa.

Siapa yang nggak kenal Zinedine Zidane gelandang elegan milik The Old Lady Juventus? Zidane terkenal dengan gocekan mautnya. Kayaknya tuh bola kalo udah di kakinya seperti ogah lepas, nempel terus. Itu ciri khas. Jadi, orang akan mudah mengenal sesuatu atau seseorang dan ciri khasnya. Makanya, kalau pecandu soccer disodorkan kepadanya dua blntang lapangan hijau, dan disuruh menunjukkan yang mana Filipo Inzaghi dan yang mana Patrick Kluivert, ia akan tahu. Nggak mungkin ketuker karena dia akan tahu ciri khas masing-masing, meski keduanya menempati posisi striker di klubnya masing-masing.

Begitu pun pada tingkah laku dalam kehidupan. Kita akan bisa menentukan dan bisa membedakan siapa pencopet dan siapa ustadz. So, kita nggak bakalan terima kalau ustadz dikatakan copet atau sebaliknya.

Apalagi menyangkut masalah perbuatan, ada kaidah fiqih, al aslu fil afal, at taqayudu bi ahkami syari (hukum) asal suatu perbuatan. adalah terikat dengan hukum syara. Jadi, standar perbuatan itu adalah hukum syara (Al Quran, hadits, ijma dan qiyas). Pendek kata, bila kita akan melakukan suatu perbuatan, kita harus tahu dulu apakah haram atau halal menurut aturan Islam. Dengan demikian, akan sangat celaka, bila standar perbuatan itu diserahkan kepada akal atau hati manusia. Bisa berabe. Bakal tambah runyam, karena pikiran dan pendapat manusia yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda, makanya tak salah-salah amat ada peribahasa, rambut boleh sama hitam, tapi isi kepala bisa berbeda. Pengen bukti? Begini misalnya, tentang mengkonsumsi minuman keras, yang di Al Quran sudah ada dalil keharamannya, tapi kalau itu diserahkan kepada manusia dalam penilaiannya, bisa berbeda hukumnya. Bisa jadi ada yang nekat mengatakan boleh saja kalau sekadar untuk menghangatkan badan, atau boleh saja kalau cuma satu seloki (waduh, berabe juga nih!). Malah ada juga yang melarang, karena pertimbangan kesehatan. Wah, pokoknya seabrek pendapat beda-beda lagi. Dengan demikian standar yang pasti harus ada.

Kembali ke masalah jadi model atau jadi selebriti lain (model iklan, penyanyi, artis sinetron atau film dan sebagainya), kalau dinilai dengan patokan hati, repot. Bisa jadi malah menyalah-gunakan hadits innamal amalu binniati (sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung kepada niatnya). Contohnya, pernah ada artis kondang negeri ini ketika diwawan?¬carai oleh seorang kyai yang kebetulan jadi presenter di salah satu acara Paket Ramadhan yang disiarkan salah satu televisi swasta. Si artis mengatakan bahwa dirinya jadi artis tergantung niatnya. Kalau niatnya baik, apa mau dikata? Yang bikin perih dan gondok, si kyai itu tak berkomentar sedikitpun terhadap penyalah-gunaan hadits tersebut. Bahaya kan?

Soal profesi model, itu juga ada aturannya. Kita tahu bahwa jadi model iklan, peragawati atau bintang sinetron dan film, pasti sangat kental berhubungan dengan yang namanya buka-bukaan. Dan jangan salah, buka-bukaan bukan berarti selalu tampil vulgar dengan mengenakan busana swimsuit, tang top atau sejenisnya, atau malah tanpa sehelai benang pun. Tidak selalu. Untuk perempuan, rambutnya saja adalah aurat, karena yang bukan aurat bagi perempuan hanya daerah wajah dan telapak tangan saja, selain itu wajib ditutup, dan terlarang untuk dilihat lelaki yang bukan mahromnya. Kalau nekat membukanya, itu juga sudah masuk kategori porno, dan jelas berdosa.

Allah SWT. berfirman: Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan kepada perempuan-perempuan mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah-lah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. Al Ahzab: 59).

Dalam tafsir Ibnu Katsir ada sedikit penjelasan, bahwa mengulurkan jilbab (kerudung plus jubah yang panjang, longgar dan tebal) ke seluruh tubuh mereka, agar dengan berpakaian yang demikian dikenal-lah mereka sebagai perempuan-perempuan yang merdeka (bukan hamba sahaya dan bukan pelacur) dan juga agar bisa dibedakan dari perempuan-perempuan jahiliyah, serta terhindar dari gangguan orang-orang yang berkeliaran di waktu malam mencari mangsanya di antara perempuan-perempuan yang hamba sahaya dan pelacur (Tarjamah tafsir Ibnu Katsir, jilid VI, hlm. 331).

Kita sudah mafhum (paham), bagaimana cara berpakaian para top model dunia memamerkan hasil rancangan Calvin Klein, DKNY, Yves atau Versace. Berjalan di atas catwalk dengan langkah yang dibuat seapik mungkin, berlenggak-lenggok memicu adrenalin ke ubun-ubun bagi lelaki yang melihatnya. Atau model iklan sebuah produk kosmetika juga harus rela (minimal) pamer punggung kayak Bella Saphira dalam mendagangkan sabun Lux dan sekaligus barangkali menjual kulit mulus punggungnya. Mau yang lebih nakal? Ya, yang banyak nampang di kalender murahan itu.

Memang, soal pamer tubuh itu bukan barang baru bagi jamaah model. Adalah hal biasa. Malah pernyataan nyeleneh Mbak Krisdayanti tentang pamer tubuh ini, dia berargumen. Memberi pemandangan yang indah pada orang lain, itu ibadah. Bila kemudian diartikan macam-macam atau menimbulkan angan bagi yang melihat, jangan salahkan aku, ujarnya asal-asalan seperti yang dikutip majalah Popular No. 114, Juli 97.

Nah, jangan sampe pikiran bervirus ini mendekam juga dalam benak remaja macam kamu. Soal larangan tabarujj alias tampil all out atau berlebihan. Yakni dengan memamerkan kecantikan dan perhiasan (aurat) di hadapan laki-laki yang bukan mahrom. Firman Allah: dan janganlah kamu berdandan seperti dandanan perempuan jahiliyah yang dahulu (QS: Al Ahzab: 33)

Nah, pendek kata, jangan sampai nekat terjun bebas jadi model. Islam punya ciri khas dalam mengatur perbuatan manusia. Bila faktanya begitu, dunia model ternyata bertentangan dengan gaya hidup dalam aturan Islam, dong. Kalau begitu, buat apa kita mengejar dunia yang penuh gemerlap, tapi ternyata membuat kita sengsara. Perlu berpikir beribu kali bila kita hendak memilih jalur ini. Tapi yang jelas, pilihannya hanya dua, benar dan salah.

Pupuskanlah harapan untuk menapak-tilasi Claudia Schieffer, Naomi Campbell, Okky Asokawati dan kawan?¬-kawannya, karena secara perhitungan untung-rugi ukuran dunia saja, mereka termasuk tersiksa. Hidup bagai dalam sangkar emas. Bergelimang harta tapi nggak bebas, selalu diuber rasa cemas yang amat sangat. Dan yang pasti, kebahagiaan mereka adalah semu. Bagaimana tidak, mereka memandang bahwa kebahagiaan itu adalah terpenuhinya segala kebutuhan materi dan serba jasadi, sementara seorang muslim, makna kebahagiaannya adalah tercapainya ridho Allah SWT. Percuma saja banyak harta dan popularitas terangkat total, tapi Allah Ta'ala nggak ridho dengan kelakuan kita yang menyebalkan dan bertolak belakang dengan aturan-Nya.

Jadi benar, yang didapat mereka adalah semu, ibarat orang yang berada di siang hari di tengah padang pasir dengan rasa haus yang seakan menggorok leher, begitu melihat riak air dari kejauhan, ia segera memburunya. Tapi, ketika didekati, mendadak semuanya lenyap. Ya, hanya fatamorgana!

Pahamkan? Nah, kalo gitu buat apa jadi model? Rugi, kan? Kalaupun untung, tapi semuanya hanya fatamorgana, tul, nggak?

Sumber : http://www.gaulislam.com/untung-rugi-jadi-model

READMORE
 

Wisata Bahari Jepara Pantai Bandengan & P. Panjang

Suara Ayam Jantan berkokok membangunkanku dari Alam Mimpi. Oh ternyata bukan, itu bunyi alarm HaPe berdering, Jam 5 Pagi memang sudah biasa aku bangun pagi-pagi begini bukan untuk langsung aktifitas melainkan untuk mematikan alarm yang mengganggu tidurku lalu lanjut tidur lagi.

Tapi tidak untuk pagi ini , dengan semangat aku bangun menuju kamar mandi (Dilarang Ngintip Yah :-p ). Karna Hari Sabtu ini 8 Maret 2014 aku ada rencana untuk jalan-jalan ke Jepara tepatnya Pantai Bandengan dan Pulau Panjangnya. Entah kenapa tidak bosen untuk berkunjung ke Pantai satu ini mungkin karna pantainya pasir putih , Airnya Jernih sampai ikannya tuh kelihatan, dan disini kita bisa lihat Sunset loh sobat…

Setelah selesai bersiap – siap ,Tepat pukul 06:00 WIB Start dari Sangiran aku dan dua temanku memacu Sepeda Jepang berangkat menuju Purwodadi. Loh kogh purwodadi? Katanya mau ke Jepara? Yups bener, ke purwodadi itu untuk transit, sarapan dan jemput teman-teman Penawangan. Sebenarnya yang punya bukan aku , tapi teman-teman Penawangan Loh. Dari sangiran ke Penawangan butuh waktu 2 jam dengan kondisi jalan yang rusak parah karna lagi musim hujan.



Setelah semua teman-teman dari penawangan yang berjumlah 10 orang sudah siap. Saatnya untuk melanjutkan untuk perjalan ke Jepara. Sekitar kurang lebih 2 Jam kita sampai di Kota Jepara dan mampir ke Minimarket buat cemilan di Pantai nanti biar Efisiensi :D HeeHee.



Abis belanja kami menuju rumah kerabat Mas Sapto Ragil Juanda yang kebetulan dekat dengan lokasi wisata bahari Pantai Bandengan. Disini kita titip Helm dan uang makan malam, HeeHee ambil aman terus yah. Sesampainya disana langsung pada Narsis di Parkiran, apa bagusnya coba lahan parkiran ini.



Tidak lagi buang-buang waktu kami semua langsung menuju dermaga untuk menyewa perahu untuk menyebrang ke Pulau Panjang. Harga sewa dulu sih masih 10.000 tapi kemaren diminta 15.000 per ekor (emang kita Embekk :D HeeHee). Penyebrangan ini membutuhkan waktu kira-kira 20 menit. Selama penyebrangan tidak semua menikmati karna ada yg mabok perjalan. Mukanya pucat banget siapa lagi kalo bukan Pak Slamet gunawan. Apalagi ombak saat penyebrangan lagi besar , karna waktu itu tengah siang hari menjadikan air laut sedang pasang.



Di Pulau Panjang kami berkeliling melihat Wana Wisata sekaligus Bahari Wisata yang keindahannya sungguh menawan. Setelah puas berkeliling di Pulau panjang akhirnya kami kembali ke Pantai bandengan. kami langsung menyewa tikar , 1 tikar hanya 10.000. Karna sudah gerah setelah jalan kaki berkeliling teman-teman langsung berenang. disini disewakan juga Perahu Dayung, Banana Boat, Sky Boat. Sky Boat waktu disana tidak terlihat ada yg mau menyewa, kalo banana boat 200.000, akhirnya Kami pilih sewa Perahu Dayung saja yang hanya mengeluarkan Kocek 30.000 Sepuasnya. Setelah puas bermain Air laut , kita langsung beres-beres untuk menikmati indahnya Sunset dari Pantai Bandengan ini.





Matahari sudah tenggelam saatnya kita kembali ke rumah saudaranya mz Sapto Ragil Juanda. Sehabis makan malam kita semua pamit untuk main ke Alun - alun kota Jepara. karna waktu itu malam minggu jadi suasana Alun" ramai sekali dan cukup banyak hiburan disini, mulai Odong-Odong; Becak Lampu; MotorMatic Mini; Sepatu Roda, dan banyak lagi yang lainnya. setelah puas bermain kita semua langsung cabut dari Alun" Jepara menuju Purwodadi.

Karna saya sudah capek dan mengantuk, saya cukupkan sekian dulu ... Sampai berjumpa di Jalan-Jalan Selanjutnya :D







READMORE